KEBO IWA
Musim
kemarau telah tiba. Paceklik melanda pulau Bali. Semua lumbung penduduk
mulai kosong.Beras dan bahan makanan lainpun sukar di dapatkan. Penduduk desa
mengkhawatirkan kedatangan Kebo Iwa,
raksasa yang tinggal di kampung mereka. Jika raksasa itu menyadari tak ada lagi
makanan,tentu dia akan menjadi buas dan memakan manusia. Aku laparr!Mana
makananku?”teriak Kebo Iwa suatu hari.
Penduduk tak bisa menyediakan
makanan.Kebo Iwa benar -benar mengamuk. Dia memakan ternak dan mengejar –
ngejar penduduk. Orang –orang malang yang tertangkap dimakannya bulat –
bulat.Kebo Iwa uga menghancurkan rumah – rumah dan Pura, tempat peribadatan.
Melihat keganasan Kebo Iwa yang
semakin mengkhawatirkan, kepala desa
mengumpulkan penduduk. “Saudara – saudara, kita harus mencari muslihat
untuk menahan keganasan Kebo Iwa. Mustahil kita bisa mengalahkan raksasa itu
hanya dengan kekuatan belaka,” kata kepala desa. “Bagai mana caranya?” Tanya
seorang penduduk.
“Kita pura-pura membutuhkan tenaganya
dan jika datang kesempatan,
kita bunuh dia!”jawab kepala desa. Penduduk menyetujui usul kepala desa. Kepala
desa menunggu waktu yang baik untuk berbicara dengan Kebo Iwa.Hingga pada suatu
hari kepala desa berbicara dengan Kebo Iwa.
“Sahabatku, Kebo Iwa.Kami
membutuhkanmu. Apa bila engkau bersedia membantu kami membangun kembali
pura-pura dan rumah yang hancur serta menggali sebuah sumur untuk keperluan
warga desa yang membutuhkan air.Kami juga akan memberimu makan yang banyak.
Kebo Iwa sangat gembira.
Keesokan harinya Kebo Iwa mulai
bekerja. Beberapa rumah telah usai dibangun dan penduduk desa membantu
mengumpulkan kapur. Kebo Iwa heran dengan penduduk yang terus mengumpulkan
kapur begitu banyak. “Grrr…! Mengapa kalian mengumpulkan kapur begitu banyak?
Tanya Kebo Iwa.
Kami bermaksud mendirikan sebuah
rumah untukmu jawab seorang penduduk.Hati Kebo Iwa semakin senang. Setiap Siang
Kebo Iwa beristirahat di dalam sumur tersebut.
Kepala Desa memberi tanda agar semua
penduduk berkumpul dan melemparkan kapur kedalam sumur tersebut. Kebo Iwa tidak
menyadari apa yang terjadi. Air bercampur dengan kapur telah menyumbat hidung
Kebo Iwa.Air sumur semakin naik tinggi dan menenggelakan desa. Air sumur itu
kelamaan membentuk sebuah danau yang disebut Danau Batur dan tumpukan kapur
yang tinggi di sebut Gunung Batur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar